Meski suka burger, aku pilih-pilih burger yang aku makan, karena ga semua cocok buat perutku. Kalau ga cocok dikit aku bisa diare, biasanya karena racikan mayonaise yang ga cocok, atau timun pickles-nya. Aku lebih suka pakai timun segar biasa dan selada.
Aku beli burger ini di Pancious, yang ada di Pacific Place Mall, lokasi dan detail menu lainnya klik di sini. Porsinya puas abizzz. Guedee banget, bahkan aku bisa habisin lebih dari 10 saset saos wkwkwk. Yang ini termasuk burger yang cocok buat aku. Cuma gambarnya aja yang jelek karena difoto pake kameraku yang jelek, maap yakk. Aslinya tuh sangat menggugah selera burgernya.
Cuma yang disayangkan, ngga ada isian sayuran sama sekali. Di foto dalam menunya padahal ada tomat, tapi pas dateng kok ga ada ya. Apa mungkin aku salah pas mesen, atau apakah aku harus info dulu sebelumnya pas mesen.
Setidaknya jadi pelajaran kalau ke Pancious lagi untuk memastikan isiannya, apakah ada sayurnya apa ngga. Jujur aku lebih suka ada sayurnya, tapi aku juga perlu memastikan sayurannya ada apa aja. Meskipun yang aku makan ini ngga ada sayurnya, tetep enak dan kenyang kok.
Harganya bukan main sih yak, 80 ribuan, tetapi worth it ya, namanya juga ada beef dagingnya juga yang gedenya juga ga main-main, sesuai dengan harga lah ya. Cocok kalau lagi kepengen burger di satu waktu. Bukan untuk beli mingguan wkwkwk, bisa boros aku.
Karena aku suka, aku kasih 8,5 dari 10. Kekurangannya karena ga ada sayurannya dan penyajian sausnya yang berupa sasetan, aku kurang nyaman ya, lebih suka dalam botol. Karena dalam saset, jadi ribet buka-bukain, mana aku habis lebih dari 10 saset juga kan, jadi kebayang gimana ribetnya mesti buka-buka saset terus di saat tangan juga lagi lengket-lengketnya karena makan burgernya pake tangan.
Aku lebih suka pake tangan daripada dipotong pake pisau dan makan pake garpu ya, karena menurutku lebih nikmat hehe. Beda orang beda selera yaa, tentu aku cuci tangan dulu.
Nah ini juga kekurangannya, ngga ada wastafel di dalam restorannya, jadi aku mesti keluar dulu, lewatin beberapa restoran yang ga cukup jauh sih, tapi ya jadi ribet juga kalau perlu untuk bolak-balik cuci tangan. Sepele sih, tapi penting untuk dipikirin pemilik restoran untuk menyediakan wastafel sendiri. Jangan bergantung pada wastafel di toilet yang ada di mall. Gimana kalau toiletnya jauh banget, kan jadi mager.
No comments:
Post a Comment
If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)