Pages - Menu

Saturday, March 25, 2023

Tomorrow: Keteguhan Adanya Hari Esok

Aaaakkk, belum bisa move on dari "Tomorrow". Kangen sama Choi Joon Woong, Koo Ryeon, Park Joong Gil, dan  Lim Ryung Gu (di poster di bawah, urutannya dari kiri ke kanan).


Terdiri dari 16 episode, di setiap episodenya menampilkan beragam cerita seru terkait dengan usaha pencegahan bunuh diri. Judul "Tomorrow" sendiri, menurutku pribadi ya, adalah keyakinan adanya  hari esok untuk orang-orang yang melakukan percobaan bunuh diri. 

Jumadeung adalah perusahaan alam baka yang mempekerjakan malaikat maut, yang berurusan dengan hidup dan mati manusia. Kala itu, jumlah manusia di neraka terus bertambah, akibat bertambahnya manusia yang melakukan bunuh diri. Sebagai akibatnya terjadi peningkatan beban kerja dan gangguan pada keseimbangan di alam baka dan dunia.

Oleh karena itu, Direktur Jumadeung membentuk tim khusus, yaitu tim Manajemen Risiko (MR) yang bertugas untuk menyelamatkan manusia dari percobaan bunuh diri, agar mereka membatalkan niatnya dan kembali menjalani kehidupannya. 

Choi Joon Woong adalah seorang manusia yang sedang banyak melakukan pencarian pekerjaan. Namun, berkali-kali gagal memperolehnya. Pada awalnya ia berusaha sekeras mungkin untuk tidak mencampuri urusan manusia lainnya. Ketika sedang frustasi, ia tak mengira sudah sampai ke jembatan sungai Han, Choi Joon Woong berpapasan dengan seseorang yang akan melakukan percobaan bunuh diri. Awalnya bersikap acuh, tetapi pada akhirnya hati nuraninya menggerakkan untuk menyelamatkannya.

Dalam usaha penyelamatannya, Choi Joon Woong gagal menghalang dan malah ikut terseret terjun ke sungai Han. Beruntung tim MR datang menyelamatkan, orang yang berusaha diselamatkan Choi Joon Woong berhasil selamat. Sementara Choi Joon Woong koma tak sadarkan diri. Dalam komanya, Choi Joong Woong diajak bicara dengan Direktur Jumadeung. Direktur mengatakan padanya bahwa hidupnya dalam koma akan berlangsung selama 3 tahun. Namun, ia menawarkan pilihan hanya 6 bulan, apabila Choi Joon Woong mau bergabung bekerja menjadi malaikat maut di Jumadeung.

Choi Joon Woong memilih untuk bekerja di Jumadeung dan masuk ke dalam tim MR. Tidak mudah untuknya memutuskan bekerja di sana, sempat mencoba di divisi penyuntingan. Namun, melihat bagaimana mulianya tim MR bekerja, Choi Joon Woong tergerak hatinya untuk bergabung. Choi Joon Woong kini berada dalam kondisi setengah manusia dan setengah malaikat maut, sehingga kemampuannya terbatas. 

Koo Ryeon adalah ketua tim MR, yang paling berpengalaman dan memiliki kekuatan yang paling besar. Karakternya keras dan kasar, tetapi memiliki hati yang lembut. Koo Ryeon menggunakan segala cara meskipun harus berkali-kali melanggar peraturan perusahaan dan menjalani hukuman akibat pelanggaran yang dibuatnya. Hal tersebut ia lakukan demi berhasil menyelamatkan para pencoba bunuh diri. 

Lim Ryung Gu adalah bawahan Koo Ryeon dan tentunya seniornya Choi Joon Woong. Memiliki sikap yang dingin dan kurang ramah, kaku, tetapi sangat cerdas. Tidak suka lembur, pekerjaannya selalu diselesaikan dalam 8 jam. Di luar pekerjaannya, ternyata Lim Ryung Gu menggunakan waktunya untuk mencari keberadaan reinkarnasi ibunya. Hal ini ia lakukan atas penyesalan masa lalunya atas perasaan bersalahnya karena ucapan kasarnya menjadi belati penyebab bunuh diri ibunya. 

tim MR


Setiap manusia yang melakukan bunuh diri, ikatan benang merah yang akan mempertemukan lagi saat reinkarnasi terputus. Sehingga sampai kapan pun, jika Lim Ryung Gu memutuskan kembali hidup bereinkarnasi, maka ia tidak akan pernah lagi terkait dengan ibunya, karena benang merahnya telah putus. Oleh karena itu juga, mengetahui akan sia-sia bereinkarnasi, Lim Ryung Gu memilih menjadi malaikat maut, agar bisa mengawasi reinkarnasi ibunya. 

Semenjak Choi Joon Woong bergabung, tim MR menjadi penuh warna. Keceriaan dan ketulusannya menjadi tim MR tersebut makin solid dan dekat satu sama lain. Choi Joon Woong adalah katalis di tim tersebut. Ada hal-hal pada saat penyelamatan, yang tidak bisa dilakukan oleh Koo Ryeon dan Lim Ryung Gu, sehingga keberadaannya melengkapi mereka. Tim MR masih dalam percobaan, apabila gagal dalam misinya, akan terancam dibubarkan. 

Dalam menjalankan pekerjaannya, tim MR bersinggungan dengan tim pengawal. Tim pengawal adalah yang bertugas dalam mengawal arwah manusia yang telah meninggal. Park Joong Gil adalah ketua tim pengawal. Sebelum Koo Ryeon diutus menjadi kepala tim MR, Koo Ryeon adalah anak buah Park Joong Gil yang terbaik. Semenjak keluarnya Koo Ryeon dari tim pengawal, Park Joong Gil mulai membencinya termasuk juga membenci adanya tim MR.

Park Joong Gil dan malaikat maut lainnya dalam tim pengawal


Park Joong Gil mempertanyakan esensi dibentuknya tim MR. Menurutnya orang-orang yang telah memutuskan untuk melakukan bunuh diri tidak perlu diselamatkan, karena sudah keputusan manusia itu sendiri. Namun, direktur memiliki alasan lain. Pada saat berjalannya, ada saat-saat dimana tim MR dan tim pengawal berselisih. Meskipun demikian, akhirnya bisa tetap berjalan lancar, tetapi penuh dengan pengorbanan.

Kasus per kasus percobaan bunuh diri, menarik untuk diselami. Kebanyakan penyebab utama bunuh diri adalah kondisi depresi yang berlarut dan energi negatif yang menguasai mereka. Tim MR dalam penyelamatannya berusaha untuk berempati, mendengarkan, menyelami kisahnya, hingga titik dimana kepercayaan diri mereka akan kehidupan ditemukan dengan harapan dapat bangkit dari depresi dan keluar dari energi negatif. Tim MR berusaha meyakinkan mereka bahwa kehidupan mereka berharga, bahwa keputusan bunuh diri tidak pernah dibenarkan dan justru malah akan membawanya pada kesengsaraan yang baru di neraka. 

Berikut adalah kutipan kalimat-kalimat yang meneguhkan yang aku catat sepanjang menonton keseluruhan episodenya. Kalimat-kalimat yang begitu bermakna untukku dan kuharap juga bermakna untukmu yang sedang mencarinya.

  • "Terima kasih kamu sudah bertahan. Kamu tidak menyerah."
  • "Orang-orang itu hanya ingin tersenyum dan menjalani hidup normal. Bukan karena ingin mati. Mereka hanya tidak ingin hidup seperti itu."
  • "Apakah kamu ingin mati karena ingin terbebas dari rasa sakit yang kamu alami selama di dunia. Tapi, tahukah kamu, masa setelah kematian akibat bunuh diri justru lebih menyakitkan. Apakah itu akan menyelesaikan masalah?"
  • Saat ini memang rasanya kau tertinggal dari yang lain. Meski begitu, hiduplah. Jangan merasa ingin mati karena cuaca yang cerah atau cuaca yang berubah mendung. Mulailah dari sana, teruslah hidup."
  • Park Joong Gil menggerutu, "Aku tidak mengerti kenapa mereka mudahnya memilih mati. Padahal mereka akan berubah pikiran hanya dengan beberapa kata." Kemudian Direktur menjawab, "Pikirkan perasaan orang yang memilih mati, karena tidak ada yang mengatakan kata itu pada mereka. Percayalah tidak ada seorang pun yang dengan mudah memilih mati."
  • "Tentu saja sulit dan menyedihkan, saat keluarga yang dicintai pergi selamanya. Namun, kamu harus melalui itu, untuk bisa merindukan orang yang dicintai tanpa beban. Mungkin menyakitkan mengenang yang sudah tiada sekarang, tetapi rasa rindu tercipta dari kenangan akan kebahagiaan."
  • "Entah itu kesedihanm kesepian, rasa sakit, atau apa pun itu, semua manusia diberikan jumlah sama rata untuk dipikul. Kepada mereka yang berhasil bertahan, nantinya akan diberi imbalan."
  • "Kurasa alam baka terlalu keras kepada orang yang bunuh diri. Karena itu kau harus menghargai setiap nyawa."
  • "Jika kita tidak menyerah pada hidup, musim semi pasti akan datang."
  • "Saat menjalani hidup, akan ada saatnya kau sadar bahwa semua yang kau lalui itu untuk hari ini. Karena itu, teruslah hidup."
  • "Apa kamu tahu sakitnya berpisah tanpa ucapan selamat tinggal? Seperti memilih neraka abadi untuk melepaskan diri dari penderitaan sekarang."
  • "Meskipun ironis, tapi aku tak ingin berakhir seperti matahari terbenam", kata Choi Rui yang berusaha melakukan percobaan bunuh diri dan menyerah dengan hidupnya, namun Koo Ryeon membantah, "Apa salahnya matahari terbenam? Setiap hari tak terhitung banyaknya orang yang menyaksikan dan mengaguminya, Bersinarlah sebaik mungkin, dan ketika saatnya tiba, terbenamlah dengan indah. Semua orang akan mengingat momenmu, dan akan bersamamu sampai akhir."
  • "Semua orang yang kamu selamatkan, menjalankan hidup dengan baik. Tetapi kenapa kamu merasa tidak bahagia?" pertanyaan Choi Joong Woong terhadap Koo Ryeon yang bersedih hati. "Jika dirimu sendiri tidak bahagia, apa gunanya menyelamatkan orang lain."
Diketahui alasan bersemangatnya Koo Ryeon di tim MR sendiri adalah berlandaskan pada masa lalunya, akan penyesalannya dulu ketika memutuskan untuk bunuh diri hingga akhirnya ia harus menjalani hukuman berjalan jauh di neraka sambil mendengarkan tangisan orang-orang yang mencintainya yang telah ditinggalkannya. Rasa penyesalan itu menjadi cambuk untuknya, agar tidak ada lagi manusia-manusia yang akan mengalami penyesalan yang sama akibat bunuh diri.

Park Joong Gil, yang telah dihilangkan ingatan masa lalunya, terus dihantui mimpi buruk, dimana Koo Ryeon selalu ada dalam mimpinya. Ternyata, Park Joong Gil adalah suami Koo Ryeon yang dulu ditinggal olehnya bunuh diri. Mengetahui akan masa lalunya tersebut, kini Park Joong Gil tidak lagi memusuhi Koo Ryeon, melainkan makin bersimpati dengan Koo Ryeon atas perjuangannya yang ia lakukan kini dalam menyelamatkan mereka yang mencoba bunuh diri. Karena Park Joong Gil ingat rasa sakitnya dulu ditinggal olehnya. 

Setelah banyak kasus telah terselesaikan dalam 6 bulan yang tidak mudah dan penuh perjuangan. Tim MR yang hampir gagal dan hampir dibubarkan, akhirnya berhasil dijadikan sebagai tim tetap. Sementara Choi Joon Woong juga dikembalikan ke tubuh manusianya yang koma. Beserta dipenuhi keinginannya untuk memiliki pekerjaan. Meski ingatannya akan pengalamannya menjadi malaikat maut dalam tim MR telah dihapus, namun kebaikan serta kepekaan hatinya pada orang lain yang depresi yang mencoba untuk bunuh diri, tetap mendorongnya untuk tidak menutup mata dan membantu menyelamatkan mereka. 

Terdapat satu pesan kesimpulan dari semua kasus penyelamatan bunuh diri yang dilakukan oleh tim MR yang aku catat sebagai berikut:

"Aku menjadi sadar, orang terakhir yang harus kuselamatkan adalah diriku sendiri. Pada akhirnya, yang bisa menolong kita adalah diri kita sendiri."

Ketika kita dalam kondisi depresi dan mengarah pada tingkat energi negatif yang amat tinggi hingga memicu keinginan untuk bunuh diri, jangan berharap akan ada orang lain yang menyelamatkan kita. Tim MR hanya ada pada cerita fantasi "Tomorrow" ini, beruntung jika ada yang membantu di sekitar, jika tidak, pada akhirnya, yang bisa menyelamatkan kita, adalah diri kita sendiri."

Selain keseruan di setiap cerita serta pesan-pesan yang begitu menusuk meneguhkan hati. Drama Korea ini penuh dengan kelakuan-kelakuan lucu yang membuat tertawa sehingga tidak bosan menontonnya. Aku bahkan masih belum bisa melupakan keseruan persahabatan mereka. Terutama tingkah lucu Choi Joon Woong yang memberikan percikan kehidupan pada timnya.

Sekian ulasan singkat yang diberikan dalam postingan ini. Mohon maaf kalau ada salah penguraian. Semoga pesan-pesan yang aku catat dari drama ini, bermanfaat juga untuk kamu yang sedang dalam pencarian makna hidup. Hidupmu berharga, mengakhiri hidup bukanlah penyelesaian, melainkan awal dari rasa sakit yang baru di alam baka. Maka, teruslah hidup! Kelak musim semi akan datang.





Disclaimer: semua gambar diperoleh dari google

No comments:

Post a Comment

If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)