Awalnya aku ngga ekspektasi banyak saat ngikut trip ke Lampung. Kebetulan masih ada cuti yang harus dihabisin sebelum akhir Maret dan diyakinkan mba Indri kalau di minggu-minggu itu aman ga terlalu banyak deadline, dan setelah aku kroscek, deadline kerjaanku aman juga, ditambah daripada sedih terus di kosan, jadilah aku sikat join tripnyaa. Hitung-hitung hiling-hiling lagi. Wkwkwk, ini manusia healing-healing terus tapi ga sembuh-sembuh, plak XD. Yang penting usaha yahhh.
Ternyataaaaa, di Lampung pantainya bagus-bagussss, nanti aku akan ceritain review 5 pantai di Kalianda, Lampung yang aku kunjungin di postingan terpisah. Kali ini aku mau ulas private trip ke Pulau Pahawang dulu ya, karena menurutku ini terbaik daripada destinasi wisata lainnya yang aku kunjungin selama di Lampung. Yang aku alamin really beyond my expectation!
Selama di Lampung, aku nginap di Kalianda, di rumah dinasnya omnya mba Asti. Om dan tante baik banget, makasih banyak ya om, tanteee. Untuk ke Pulau Pahawang dari Kalianda, ada sekitar 90an km, yang ditempuh lebih dari 2 jam. Sayangnya gocar dan grabcar belum sampai ke Kalianda. Jadilah kita nebeng mobil dinasnya om dulu sampai Polsek deket Itera (Institut Teknologi Sumatera) lalu lanjut naik gocar. Kalau dari situ, baru ada gocar atau grabcar-nya.
Tujuan kita itu ke dermaga 4 Ketapang, janjian sama tour guide-nya. Selama di jalan, pak sopirnya ngasih tau kalau ada jalur baru ke Pulau Pahawang yang lebih dekat daripada lewat Ketapang. Waktu itu kita lewatin dan bener lebih dekat, tapi aku lupa nama tempatnya. Berhubung kita udah janjian juga di sana, yaudah kita lanjut ke Ketapangnya. Ternyata memang harus ke Ketapang ketemuannya, karena pas sampai di sana, memang kantornya mereka di situ persis.
|
Dermaga Ketapang, Pesawaran, Lampung |
Untuk private trip ini kita kena biaya 530 ribu per orang udah termasuk tiket masuk ke pulau-pulau, snorkeling dan peralatannya, makan minum, dokumentasi up dan underwater, serta asuransi perjalanan. Kalau mau join yang open trip di weekend, bisa kena lebih murah, 150 ribuan aja. Tapi berhubung kita memilih hari kamis, dan cuma bertiga, kita kena yang private trip. Meski mahal, tapi worth it sih menurut aku, trip jadi lebih seru karena ga banyak orang, lebih menikmati perjalanan, tour guide-nya juga cuma fokus foto-fotoin kita. Karena private trip juga, jadwalnya disesuaikan sama kita, sementara kalau open trip bareng-bareng yang lain kan harus strict jadwalnya jadinya yaa.
Menurutku 530 ribu juga masih terbilang murah sih, soalnya pernah cek-cek biaya trip ke sekitaran pulau seribu, untuk yang 1 day trip aja bisa sampe 1 jutaan untuk tempat yang bagus, kalau mau 2 hari 1 malam, bisa kena 2 jutaan. Itu sih yang aku cari tau yaa, entah apa ada yang lebih murah, cuma aku kurang riset aja berarti.
Sesampainya di dermaga Ketapang, ternyata banyak banget yang nawarin trip gitu, karena kita udah
book duluan sama salah satu agen turnya, jadi kita ngga ambil. Jadi maksudnya, kalau mau trip dadakan bisa banget langsung ke dermaga tsb., tapi berhubung kita
insecure juga, takut ngga bisa dipercaya, kita lebih memilih cari di
google dan
book online. Tur yang kita pakai ada
di sini (klik), harga aktualnya mesti
chat wa, karena yang di website belum
update.
Selama trip ini, kita mengunjungi 3 pulau dan 1 spot snorkeling. Pulau Kelagian Kecil, Pulau Pahawang, dan Pulau Kelagian Besar. Sementara spot snorkelingnya di area Andreas.
Perjalanan pertama dari dermaga ke Pulau Kelagian Kecil memakan waktu sekitar 30 menit, kita start udah jam 11an siang, panas bettt, yaudah lah yaa, gosong-gosong dah. Emang paling enak trip dari pagi, cuma kendala kendaran ke sananya juga dan baru bisa berangkat dari Kalianda jam 8, jadi ya mau gimana lagi yaah, kecuali bawa mobil sendiri, bisa atur waktu sendiri.
Alhamdulillahnya cuaca cerah ya, ngga hujan. Padahal sebelumnya di Jakarta, lagi sering-seringnya hujan awet dari pagi sampe malem. Asli cerah banget saat itu.
Sesampainya di Kelagian Kecil, kesan pertama, suka bangetttttt, kayak ga perlu ke Bali untuk menikmati keindahan pantai yang sebenernya aku kurang suka juga sih ke Bali karena banyak orang, dan keindahan pantainya sebagian udah ternoda, jadi aku lebih suka ke pantai yang masih asli dan itu aku dapatin di Kelagian Kecil, sepi, indah, bersih, air laut bening banget, seruuuu.
|
Pulau Kelagian Kecil |
|
Pantai Kelagian Kecil |
|
Area di Pulau Kelagian Kecil |
|
Di atas Karang Pinggir Pulau Kelagian Kecil |
Di Pulau Kelagian Kecil ini juga udah ada fasilitas seperti toilet, just in case, udah kebelet. Sejauh pandanganku, aku ga liat ada pemukiman sih di sana (atau sebenarnya ada, tapi aku ga notice aja), kayaknya karena emang kecil banget, dan mungkin memang fokusnya untuk wisata aja, dan kurasa bisa banget dikelilingin saking kecilnya, tapi aku ngga sempat kelilingin sih, cuma ke spot-spot yang diajak ama tour guide aja,
Kemudian kita lanjut ke Pulau Pahawang, di sana kita makan siang. Nah ini yang ditunggu-tunggu dari tadi, kita dapat makan siang berupa nasi, ikan bakar, sayur asam, sayur lalapan, tempe goreng, sambal dan kerupuk. Duh, enak bangettt, meski favoritku ayam, tapi ikan bisa kumakan juga, asal diolahnya dengan baik, dan berhubung tripnya di sekitaran laut terus ya, aku curious sama makanan-makanan laut. Ikan bakar yang disediakan ini top banget sih, enakkk.
Di pulau Pahawang ini ada penginapan macam villa-villa gitu, dan lebih ramai, karena ada pemukiman juga. Di sini kita cuma berhenti untuk makan aja, selanjutnya kita lanjut ke spot snorkeling.
|
Makan di Gazebo Pulau Pahawang |
|
Ikan Bakar Enakkkk |
|
Area Pantai Pulau Pahawang |
|
Gazebo-Gazebo di Pulau Pahawang |
|
Ada yang jual tanah nih di Pulau Pahawang >.< |
Ada banyak spot snorkeling di sini, cuma kalau weekday, beberapa spot ditutup, dan yang kita kunjungi itu yang di sekitar Andreas dan alhamdulillah buka, karena sebelumnya kita berhenti di salah satu spot, dan ternyata tutup spotnya.
Jadi ya, spot snorkeling ini kita akan melihat nemo, dan ternyata nemo-nemo ini bukan asli ada di situ, tetapi di budidaya. Semenjak pengunjung atau orang lain ada yang suka ambil-ambilin nemonya (padahal ngga boleh), jadilah nemo-nemo ini dijagain, kalau lagi ga dibuka spotnya, nemo-nemo dan beserta rumah anemonnya dikurung di keranjang, kalau spotnya dibuka, mereka dilepas. Nemo-nemonya ga akan hilang kemana-mana kalau dilepas, karena mereka ga akan jauh-jauh dari rumah anemonnya.
Anyway ini aktivitas snorkelingku yang kedua, setelah pertamanya di Karimun Jawa, cuma bedanya dulu itu airnya tenang dan ga jauh dari pinggir pantai. Ini kita di bawa ke area Andreas, agak tengah laut yaa, mana angin kenceng banget saat itu jadi membuat arus gitu di permukaan airnya. Kalau airnya tenang dan ga jauh dari pinggir pantai sih aku oke-oke aja yaaa. Ini mana ada arusnya, aku panik donngggg, kyaaaaaa.
Serius, overthinking banget, jadi kepikiran Eril yang hanyut kebawa arus dan juga teman asing di Jepang yang juga meninggal pas diving. Peralatan-peralatan yang dipake mana bikin sulit kontrol gerakan lagi kan. Diombang-ambing dan ditampar angin laut, badan rasanya kayak mau kebolak balik, nge-freeze gitu aku, kayak mau mati. Mana tour guide-nya udah jalan duluan ke spot nemonya, jadi kita dilepas. Mba Indri sama mba Asti udah duluan, dan mereka juga udah sering snorkeling, jadi aku panik sendiri ga ada yang mandu di belakang.
Dengan susah payah akhirnya aku sampe juga ke spotnya, panik banget aku, untungnya udah sama tour guide-nya dan dibantu untuk ngga panik. Aku juga didahuluin foto-foto. Aku bisa berenang tapi ga bisa nyelammmm, wkwkwk. Harus kursus terpisah sepertinya yah kalau mau bisa nyelam. Udah dibantu ditenggelemin tetep aja, langsung ngambang terus, ga bisa stay di bawah. Sampe satu-satu peralatan dilucuti, supaya bisa tenggelam, mulai dari lepas satu set kacamata dan alat bantu pernapasannya, pelampung, sampe akhirnya aku lepas juga kaki kataknya, jadi ga pake peralatan sama sekali, baru deh bisa stay lebih lama. Tapi jadinya tanpa kacamata, aku ga bisa liat jelas ikannya, burem bangettt.
|
Pakai peralatan malah bikin ribet! |
Di bawah, video perjuanganku supaya bisa
stay lama di bawah, karena asli susah bangettt wakakak.
|
Akhirnya berhasil bisa stay lama dan foto sama Nemo, setelah melucuti semua peralatan hahaha
|
Selesai foto-foto aku langsung ngacir ke atas, semacam daratan bukan tanah sih, tapi ya yang dibuat dari tong-tong terus disusun sama kayu-kayu jadi bisa ngapung di atas laut dan bisa dibangun bangunan untuk tempat istirahat, bilas-bilas, toilet dan makan di tengah laut.
Sambil nungguin yang lain, aku di atas lihat-lihat pemandangan aja, sumpah indah banget, apalagi adanya cahaya dari atas seperti cahaya ilahi yang menyinari salah satu bagian laut. Sayangnya aku ga bisa foto yah, karena hape aku tinggal di perahu, ditambah aku yakin kalau difoto pun ga akan sebagus aslinya karena kameraku jelek. Tapi sih menurutku tetap ga ada yang bisa menangkap seindah aslinya selain mata kita sendiri, selagi diberi waktu kenapa ngga berhenti dan menatapnya langsung kannn. Kapan lagi aku ke sini.
Udah puas snorkelingnya, kita pindah ke destinasi pulau terakhir, yaitu Pulau Kelagian Besar, di situ kita habisin waktu paling banyak untuk foto-foto. Akhirnya juga bisa berlama-lama main air di pantainya. Saat di pulau kelagian kecil sebenernya udah pengen banget nyebur, yang boleh-boleh aja sih sama tour guidenya, cuma berhubung perjalanan masih panjang, dan belum makan siang, jadi kita ga sempat di situ.
Pulau Kelagian Besar ini, seperti namanya yah, jelas lebih besar dari Pulau Kelagian Kecil, tapi sama-sama worth it dikunjungi, karena bersih, rapi, sepi, dan fasilitas juga lengkap, ada toilet dan yang jualan makanan. Terkait sepinya ya sepertinya karena kita trip weekday juga yaa, kalau weekend bisa jadi rame juga. Jadi untuk yang ga suka rame, trip di hari biasa sepertinya lebih direkomendasikan.
|
Pulau Kelagian Besar |
Kita cabut dari Pulau Kelagian Besar kembali ke dermaga sekitar pukul 5 sore, harus segera cabut karena cuaca terlihat akan makin buruk kalau kemalaman baliknya, aku sih ga merasa kurang ya selama trip di sana, udah puas bangetttt.
Kita bilas-bilas di area dermaga, di situ kamar mandinya masih baru dibangun, bayar 5000, masih bagus dan bersih banget, jadi nyaman kan mandinya. Kalau kamar mandi biasa yang ga terawat itu kan agak-agak gimana gitu kann. Yang ini oke kok.
Selanjutnya kita balik ke Kalianda naik gocar dengan sopir yang sama pas kita berangkat, karena kita udah janjian minta dijemput lagi. Karena Kalianda ga terjangkau di aplikasi, jadi kita di luar aplikasi aja waktu itu. Berdasarkan hitungan kilometer, pas berangkat itu kan kita kena 160 ribuan dalam jarak 30an km, nah pulangnya akan sekitar 90an km, biayanya mestinya 3 kali lipatnya dong, bisa sampai 450 ribuan. Sopirnya kasih harga 400 ribu, tapi ditawar 350 ribu, alhamdulillah mau yaa. Sopirnya baik bangettt.
Kira-kira begitu yaa cerita perjalanan ke Pulau Pahawang, Lampung. Anyway, berikut aku list yang perlu dipertimbangkan sebelum memulai trip:
- Kalau mau ke sana, baiknya udah atur kendaraannya mau naik apa, kalau mau lebih lama tripnya, harus berangkat lebih pagi lagi yaa. Untuk paket private trip yang ini sebenernya udah bisa dimulai dari jam 8 pagi. Kan lumayan yah dapat vibe laut yang belum terik.
- Jangan lupa selalu bawa sunblock dan aplikasikan terus, sesuai dengan kemampuan produknya, karena ada yang cuma bisa melindungi misal dalam 1 jam atau 2 jam, jadi kalau bisa diaplikasikan tiap 1 atau 2 jam tsb., meski cuma mengurangi efek teriknya, setidaknya ga gosong-gosong amat yah. Aku bisa review sunblock di postingan terpisah yaa.
- Jangan pakai sepatu, pakai sendal aja, karena kita mainnya di pasir dan laut. Jadi pasti basah dan sering berpasir.
- Terus kalau mau, pakai topi biar lebih terlindung dari sinar matahari, cuma better beli atau kalau udah punya, ya bawa dari rumah sebelum berangkat yaa, karena tentu lebih mahal kalo beli di sini. Aku ada sih, cuma mager bawanyaaa.
- Jangan lupa bawa baju ganti, karena pasti basah-basahan.
- Bawa snack tambahan kalo laperan yaa, barangkali iseng selama perjalanan di perahu, jadi bisa cemil-cemil.
- Bawa powerbank untuk yang hapenya gampang abis batrenya.
- Berdoa supaya cuaca cerah yaaa. Setidaknya sebelum book, pantau prediksi cuaca dulu jauh-jauh hari.
Segitu aja kalau dari aku. Kalau ditanya ke Lampung ngapain, sekarang udah bisa jawab yaa, bisa trip ke Pulau Pahawang dan pulau-pulau kecil area di sekitarnya serta snorkeling liat nemo.
Kalau aku ada salah penyebutan atau lainnya mohon dimaafkan.
|
Thank you udah berkunjung ke blogku! |