Jangan berekspektasi melihat kembang api di tahun baru 1 Januari di Jepang. Dulu aku tinggal di pulau Hokkaido, pusat kotanya ada di Sapporo. Sebelum aku berada di sana, temanku membagikan ceritanya bagaimana dia dengan semangat yang tinggi menuju tengah malam ke Sapporo berharap melihat kembang api. Sampai pergantian tanggal, kecewa didapat wakakakak. Ngga ada kembang api!!!
Lalu bagaimana orang-orang Jepang merayakan tahun baru? Aku baru mendapatkan vibe tahun baru, sewaktu jalan bareng Mari. Aku menghubunginya setelah 5 tahun tidak bertemu. Mari adalah temanku sewaktu acara seminggu di Malaysia, ada acara konferensi internasional kefarmasian gitu. Dari semua teman asingku di sana, yang paling baik dan masih sering kontak adalah Mari. Aku bisa melihat ketulusannya berteman denganku wkwkwk. Yang lain seperti sedikit arogan. Apalagi teman Thailand.
Pertama kali bertemu Mari di Malaysia |
Entah apa yang dipikirnya, tapi ternyata setelah aku banyak berteman dengan teman asing selama di Jepang, bukan soal dari mana mereka berasal untuk menilai sikapnya. Itu tidak ada kaitannya, ya lagi-lagi bagaimana orang bersikap itu berasal dari diri mereka sendiri. Kudapati juga teman Thailand, yang baik hati, tidak sama seperti yang dulu pernah bertemu yang kusebutkan sebelumnya. Berteman dengan orang asing itu menyenangkan. Mempelajari hal-hal, budaya, dan pemikiran baru lalu kami saling bertoleransi dan menciptakan kedamaian. Aku merindukan teman-teman asingkuuu.
Bersama Mari di tahun baru kala itu, aku diajak ke Asakusa, kami mengunjungi temple. Karena kami sudah dekat, aku berani menanyakan soal agama dan hal-hal lain yang lebih dalam. Jujur, sampai sekarang aku ngga berani menanyakan agama ke teman-teman Jepangku, apalagi ke senseiku. Takut aja gitu. Karena yang aku tau, menanyakan soal agama termasuk hal yang sensitif. Mari menjelaskan bahwa di setiap tahun baru, orang-orang pergi ke shrine atau temple untuk mendapatkan peruntungan dan berdoa.
Aku jadi ingat, senseiku mengatakan kepadaku sebelum aku kembali ke Indonesia, beliau mengatakan bahwa beliau berdoa di tahun baru agar aku tidak kembali selamanya dan melanjutkan studi PhD bersamanya. Aaaaakkk, senseiiiii, sejujurnya kuingin, tapi orang tua tidak mengizinkan, hiksss. Sensei juga sebelumnya sudah tau kalau aku tidak ada maksud melanjutkan studiku, tapi melihat bagaimana sensei sampai berdoa di shrine (atau temple (?)) untukku, aku jadi terharu. Mungkin kelak aku akan kembali senseiiii, tapi entah kapan dan bagaimana. Semoga sensei masih menerimaku yaa.
Oiya kembali lagi soal agama, yang kita tau kan sekarang kebanyakan orang Jepang ateis ya, tetapi agama aslinya shinto masih terus ada, terlihat bagaimana antusiasnya orang-orang Jepang pergi ke shrine. Selain shinto, di tahun baru yang beragama buddha juga pergi berdoa, tetapi ke temple. Yang menarik di sini adalah, tidak harus beragama, untuk pergi ke shrine atau temple, yang tidak beragama pun turut mengikuti tradisi, bahkan tidak hanya ke shrine, mereka juga datang ke temple untuk berdoa yang sama. Mencoba setiap kemungkinan di mana pun, yang penting doanya dapat terkabul. Tradisi ini disebut Hatsumode.
Meski tidak ikut masuk ke area berdoanya, di sekitar shrine dan temple ada banyak foodstall, banyak jajanan! Tentu kutidak melewatkannyaaa. Paling suka sama es krim matchanyaaaa. Area jajanan rasa matcha juga banyak tersedia di sana. Hanya saja karena keterbatasan kehalalan, aku ga bisa coba semuanya wkwkwk.
Approved banget sih ini matchanyaaa |
Selain pergi berdoa, di tahun baru mereka juga berkumpul bersama keluarga. Ada tayangan khusus gitu di televisi dalam merayakan tahun baru. Aku ga ada di TV di apartemen, jadi ketika sensei menanyakan apakah aku menonton acara tahun baru di TV, ya tentu tidak sensei wkwkwk.
Meskipun tidak dapat melihat kembang api di Sapporo, kembang api bisa dilihat di Yokohama, di Pulau Honshu, satu pulau dengan Tokyo. Selain karena areanya dekat laut, yang lebih disukai untuk lokasi kembang api, juga karena di sana banyak orang-orang asing yang tinggal dan salah satu pusat destinasi wisata turis asing juga.
Tidak ada kembang api di Sapporo bukan berarti tidak ada sama sekali. Ada, tapi bukan di tahun baru, melainkan di musim panas. Biasanya diadakan di dekat sungai. Melihat kembang api di musim panas disebutnya Hanabi, dan di setiap bagian Jepang semarak mengadakannya. Jadi, kalau mau melihat kembang api di Hokkaido atau daerah lain selain Yokohama, jangan berharap di tahun baru, tapi di musim panas. Sekitar bulan Juli-September gitu.
Baiklah, segitu aja yang bisa aku ceritain soal tahun baruan di Jepang. Sekarang aku sedang memikirkan bagaimana aku melewati tahun baruan di sini, apakah aku bisa melepas semua memori di tahun 2022 dengan ikhlas dan menyambut tahun baru dengan semangat yang baru. Entahlah.
Anyway, kalau aku ada salah cerita, boleh dikoreksi yaaa. Terima kasih sudah berkunjung!
0 comments:
Post a Comment
If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)