Mungkin pembaca sudah tahu terdapat alat untuk mengukur kadar gula darah yang disebut glukometer, yang dilakukan dengan cara ditusuk permukaan jarinya hingga keluar darah, lalu darah diteteskan pada area pengukuran, kemudian angka hasil pembacaan akan keluar di layar glukometer, seperti gambar di bawah.
[Sumber Gambar: google] |
Kadar gula darah normal menggunakan glukometer adalah sebagai berikut:
- sebelum makan atau setelah bangun tidur setelah puasa semalaman atau setidaknya 8 jam adalah 70-100 mg/dL.
- 2 jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dL
- Pemeriksaan gula darah sewaktu (tidak memperhitungkan apakah setelah puasa atau 2 jam setelah makan, bisa saja sesaat setelah makan): 200 mg/dL
Mengapa parameter gula darah berbeda-beda ketika situasi pengukuran berbeda? Tentu hal ini dipengaruhi ada atau tidaknya makanan, apabila terdapat makanan, artinya ada tambahan gula, sehingga jelas kadar gula darah sewaktu adalah normal jika mencapai 200 mg/dL karena barang kali baru saja makan, sehingga lebih banyak dari pada gula darah setelah bangun tidur atau puasa semalaman. Artinya, apabila pemeriksaan dilakukan setelah bangun tidur dan kemudian terbaca gula darah lebih dari 200 mg/dL menjadi tidak normal. Jika kadar gula darah tidak normal dan telah berlangsung lama, dapat dipastikan terkena diabetes.
Apakah pemeriksaan gula darah menggunakan glukometer akurat? Glukometer bisa dijadikan alat ukur yang akurat bagi pasien diabetes dalam memantau gula darahnya. Namun, perlu diketahui adanya metode pengukuran yang lebih akurat dan lebih sensitif, yaitu pengukuran HbA1c.
Apa itu pengukuran HbA1c? Adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui glukosa (gula) yang berikatan dengan hemoglobin. Mengapa adanya glukosa yang berikatan dengan hemoglobin menjadi masalah? Karena pada dasarnya hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen. Oksigen tersebut diperlukan oleh sel-sel tubuh. Adanya glukosa yang berlebih dalam darah, mendesak ikatan hemoglobin dengan oksigen. Akibatnya sel-sel tubuh kekurangan oksigen. Apabila sel-sel tubuh kekurangan oksigen salah satunya yang terasa adalah nyeri, bagi pasien diabetes, rasa nyeri yang terjadi secara sering menyebabkan kesemutan yang tidak nyaman salah satunya sebagai contoh.
Parameter HbA1c adalah sebagai berikut:
- normal: kurang dari 5,7
- prediabetes: 5,7-6,4
- diabetes: lebih dari 6,5
Apa itu prediabetes? Suatu kondisi pasien sebelum terkena diabetes, yang bisa dianggap sebagai suatu peringatan, apabila tidak ada perubahan gaya hidup, pasien tersebut dapat berlanjut naik terkena diabetes.
Mengapa pengukuran HbA1c lebih akurat dibandingkan dengan glukometer? Karena HbA1c mengukur rata-rata darah yang berikatan dengan glukosa selama 3 bulan terakhir, bukan setelah bangun tidur, setelah 2 jam makan, atau sewaktu. Artinya hasil yang diperoleh berdasarkan data yang lebih kaya sehingga lebih bisa digunakan untuk diagnosis apakah pasien terkena diabetes atau tidak.
Bahkan, ada kasus dimana dengan glukometer, gula darah pasien tampak normal, tetapi ketika diukur HbA1c-nya bisa masuk ke kriteria prediabetes. Inilah yang sering terjadi pada keluarga yang memiliki faktor risiko keturunan diabetes. Merasa aman karena pengukuran dengan glukometer tampak normal, padahal belum tentu dengan HbA1c-nya. Semisal dengan HbA1c-nya prediabetes, hasil pengukuran ini bisa dijadikan acuan untuk melakukan pencegahan, gaya hidup yang buruk perlu segera dihentikan, agar tidak menjadi lebih parah.
Dengan melakukan perubahan gaya hidup, pasien yang prediabetes ada kemungkinan untuk kembali normal lagi. Lain halnya jika sudah terkena diabetes, agak sulit. Hal inilah mengapa penting bagi seseorang dengan faktor risiko keturunan diabetes untuk segera memeriksakan HbA1c-nya. Agar dapat dilakukan pencegahan, sebelum terlambat.
Kapan sebaiknya melakukan pemeriksaan? Diabetes ada kaitannya dengan berat badan yang berlebihan, ketika berat berlebih berlangsung lama, ada kemungkinan terjadi penumpukan glukosa dalam darah dan sebagian lainnya berikatan dengan hemoglobin, sehingga ada kemungkinan pula HbA1c-nya kian meningkat. Jadi, waspadalah jika memiliki berat badan berlebih dan memiliki faktor risiko keturunan diabetes.
Jangan menunggu tua baru melakukan pemeriksaan, pada kenyataannya pada zaman sekarang, anak muda juga bisa terdiagnosis prediabetes. Bahkan, teman saya sendiri. Bersyukurnya teman saya melakukan pemeriksaan HbA1c segera. Dengan mengetahui hal tersebut, beliau berusaha dengan keras menurunkan berat badan, merubah pola makan, serta berolahraga yang rutin. Hal tersebut dilakukan secara konsisten dengan komitmen yang tinggi. Hingga akhirnya di satu tahun kemudian, berat badan telah turun banyak, sudah lebih ramping, dan ketika memeriksakan HbA1c lagi, sudah normal kembali. Ketika sudah normal, tentunya harus dijaga, jangan lagi kembali ke prediabetes.
Pembaca, demikianlah pentingnya pemeriksaan HbA1c segera, karena diabetes tidak hanya mengenai orang yang sudah tua saja, karena kaitannya erat dengan berat badan berlebih, anak muda yang memiliki berat badan berlebih serta berisiko terkena diabetes akibat faktor keturunan, tidak menutup kemungkinan terkena secara dini. Tujuannya lagi-lagi agar dapat dilakukan pencegahan sebelum terlambat. Kalau sudah diabetes, sulit untuk menjadi normal kembali, tetapi kalau prediabetes dan memiliki komitmen yang kuat, insya Allah bisa kembali normal.
Sekian, mohon maaf apabila terdapat kesalahan, semoga bermanfaat :)
0 comments:
Post a Comment
If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)