[Sumber Gambar: deviceinformed.com] |
Minggu keempat ini dihabiskan dengan melakukan validasi penuh zat Z. Sebelum mengerjakan hal ini, kami berdua harus mengikuti kualifikasi analis terlebih dahulu. Kualifikasi analis harus dilakukan terhadap personil yang baru pertama kali akan menggunakan alat yang ada di perusahaan. Dengan terkualifikasinya analis baru melalui serangkaian uji, diharapkan dapat meyakinkan perusahaan bahwa analis tersebut mampu menggunakan alat dan kecil kemungkinannya melakukan kesalahan.
Prinsip kualifikasi analis adalah membandingkan hasil pengerjaan suatu prosedur pemeriksaan analis baru terhadap analis senior. Tiap analis melakukan preparasi sampel secara triplo, kemudian hasil gabungan kedua analis, harus memiliki RSD tidak lebih dari 2,0%. Alhamdulillah kami berdua lolos, dengan nilai RSD sekita 1,3 dan 1,7%. Di bawah ini adalah contoh perhitungan RSD-nya.
(klik untuk memperbesar) |
Parameter pertama yang diuji adalah presisi, dari segi repeatability, diperlukan 6 sampel pada konsentrasi yang sama. Kriteria penerimaannya kurang lebih sama tidak lebih dari 2,0%. Sementara dari segi ruggedness, variasi yang dipilih pada ruggedness ini adalah variasi analis. Dengan dua analis yang berbeda dan tiap analis mengerjakan 6 sampel dengan konsentrasi yang sama, RSD gabungan keduanya tidak boleh lebih dari 2,5%, sementara RSD tiap analisnya tidak boleh lebih dari 2,0%. Pada pengujian ini, baik repeatability maupun ruggedness, alhamdulillah memenuhi kriteria.
Selanjutnya mengenai linearity, hasil analisisnya memenuhi kriteria, yang mana kriterianya adalah nilai regresinya (r) tidak kurang dari 0,995 dan y intercept tidak lebih dari 3,0% terhadap area pada konsentrasi 100%. Cara menghitung nilai regresi, dapat dilakukan juga menggunakan excel, di bawah ini adalah contohnya.
Dari contoh pada gambar, dapat terlihat nilai r kuadratnya sama dengan 0,9999, kemudian ketika di-akar-kan, diperoleh pula nilai regresi (r) juga lebih dari 0,9999. Jadi memenuhi kriteria. Terkait dengan % y intercept, nilai y interceptnya dapat diperoleh dari persamaan regresi yang telah tercantum pada gambar nomor 3. Sebagaimana persamaan regresi berupa y = a + bx, yang dimaksud dengan y intercept adalah nilai a-nya.
Selanjutnya terkait robustness, perubahan pada metode analisis yang diubah antara lain: (1) perubahan waktu analisis (24h, 48h, 72h, dan 96h), (2) perubahan temperatur analisis (dibuat pada temperatur ruang, contohnya 25 derajat celcius (temperatur metode yang sesungguhnya 30 derajat celcius)), (3) perubahan laju alir (dari 1,0 ml/menit diubah menjadi 1,5 ml/menit), (4) perubahan panjang gelombang pada detektor (misalnya dari 245 nm diubah menjadi 280 nm), serta (5) perubahan perlakukan sampel (dibuat sampel stres yang dipanaskan pada suhu 40 derajat celcius selama 7 hari).
Pada parameter ini, pengujian robustness yang berdasarkan perubahan waktu analisis, memenuhi kriteria, karena % deviasi kadar tidak lebih dari 3,0%. Nilai ini diperoleh dengan membandingkan besar selisih kadar pada tiap waktu analisis dengan kadar di awal. Di bawah ini adalah contoh perhitungan % deviasi.
Pada contoh, % deviasinya tidak ada yang melebih 3,0%, artinya memenuhi kriteria robustness terkait perubahan waktu analisis. Sementara, robustness untuk perubahan temperatur, laju alir, panjang gelombang pada detektor perlu dilakukan preparasi ulang, karena hasilnya tidak memenuhi kriteria harga RSD, yang seharusnya RSD tidak lebih dari 2,0%, dan hasil uji kami nilai RSD-nya sekitar 20an %, sehingga perlu diulang, bisa jadi ada kesalahan pada saat preparasi atau penyiapan sistem kromatografinya.
Sementara terkait dengan akurasi, kriteria penerimaan perolehan kembalinya (recovery) adalah 97,0-103,0%. Berdasarkan hasil uji, recovery paling besar yang bisa didapatkan hanya mencapai 95,0%, sehingga untuk parameter akurasi ini juga, masih belum memenuhi kriteria. Juga, perlu dilakukan preparasi sampel ulang, diharapkan setelah mengulang, dapat diperoleh hasil sesuai dengan kriteria.
Terakhir, untuk parameter spesifisitas yang ditambah dengan analisis stress sampel maupun placebo, pada minggu ini baru dilakukan preparasi sampelnya dan analisis menggunakan HPLC, hasil analisisnya baru akan dilihat pada minggu depan.
Kesimpulannya pada validasi penuh ini, parameter yang sudah memenuhi kriteria antara lain presisi, linearity, dan robustness terkait perubahan waktu analisis. Parameter yang masih belum memenuhi kriteria antara lain robustness sisanya dan akurasi. Sementara yang belum ada hasilnya adalah spesifisitas.
Demikian. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Semoga bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung :D
Selanjutnya mengenai linearity, hasil analisisnya memenuhi kriteria, yang mana kriterianya adalah nilai regresinya (r) tidak kurang dari 0,995 dan y intercept tidak lebih dari 3,0% terhadap area pada konsentrasi 100%. Cara menghitung nilai regresi, dapat dilakukan juga menggunakan excel, di bawah ini adalah contohnya.
(klik untuk memperbesar) |
Dari contoh pada gambar, dapat terlihat nilai r kuadratnya sama dengan 0,9999, kemudian ketika di-akar-kan, diperoleh pula nilai regresi (r) juga lebih dari 0,9999. Jadi memenuhi kriteria. Terkait dengan % y intercept, nilai y interceptnya dapat diperoleh dari persamaan regresi yang telah tercantum pada gambar nomor 3. Sebagaimana persamaan regresi berupa y = a + bx, yang dimaksud dengan y intercept adalah nilai a-nya.
Selanjutnya terkait robustness, perubahan pada metode analisis yang diubah antara lain: (1) perubahan waktu analisis (24h, 48h, 72h, dan 96h), (2) perubahan temperatur analisis (dibuat pada temperatur ruang, contohnya 25 derajat celcius (temperatur metode yang sesungguhnya 30 derajat celcius)), (3) perubahan laju alir (dari 1,0 ml/menit diubah menjadi 1,5 ml/menit), (4) perubahan panjang gelombang pada detektor (misalnya dari 245 nm diubah menjadi 280 nm), serta (5) perubahan perlakukan sampel (dibuat sampel stres yang dipanaskan pada suhu 40 derajat celcius selama 7 hari).
Pada parameter ini, pengujian robustness yang berdasarkan perubahan waktu analisis, memenuhi kriteria, karena % deviasi kadar tidak lebih dari 3,0%. Nilai ini diperoleh dengan membandingkan besar selisih kadar pada tiap waktu analisis dengan kadar di awal. Di bawah ini adalah contoh perhitungan % deviasi.
(klik untuk memperbesar) |
Sementara terkait dengan akurasi, kriteria penerimaan perolehan kembalinya (recovery) adalah 97,0-103,0%. Berdasarkan hasil uji, recovery paling besar yang bisa didapatkan hanya mencapai 95,0%, sehingga untuk parameter akurasi ini juga, masih belum memenuhi kriteria. Juga, perlu dilakukan preparasi sampel ulang, diharapkan setelah mengulang, dapat diperoleh hasil sesuai dengan kriteria.
Terakhir, untuk parameter spesifisitas yang ditambah dengan analisis stress sampel maupun placebo, pada minggu ini baru dilakukan preparasi sampelnya dan analisis menggunakan HPLC, hasil analisisnya baru akan dilihat pada minggu depan.
Kesimpulannya pada validasi penuh ini, parameter yang sudah memenuhi kriteria antara lain presisi, linearity, dan robustness terkait perubahan waktu analisis. Parameter yang masih belum memenuhi kriteria antara lain robustness sisanya dan akurasi. Sementara yang belum ada hasilnya adalah spesifisitas.
Demikian. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Semoga bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung :D