Pages - Menu

Monday, July 29, 2013

Telitilah Dalam Mengerjakan Ujian Seleksi Masuk PTN


Saya sudah dua kali menjadi petugas data controller untuk salah satu sistem seleksi masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Kedua kalinya saya bertugas, saya sudah tidak lagi kaget menemukan adanya ribuan LJU yang tidak sah karena ada banyaknya kesalahan peserta dalam menulis maupun menghitami identitasnya. Dua hal yang peserta ujian sering salah adalah dalam penulisan dan/atau penghitaman nomor peserta dan kode naskahnya. Padahal seingat saya, ketika di bangku SMA, informasi terkait perlu hati-hatinya dalam menulis dan/atau menghitami nomor peserta dan kode naskah sudah sering sekali diberikan, namun kenyataannya, masih ada juga yang mungkin terlalu grogi dan terburu-buru sehingga kemudian salah mengerjakannya.

Saya mengetahui benar bagaimana para siswa SMA kelas 3 berjuang untuk bisa menembus PTN. Selain adanya bimbel di sekolah, beberapa siswa mengikuti bimbel pula di luar, bahkan ada juga beberapa yang menambah usahanya lewat belajar privat. Beberapa berhasil tetapi ada juga beberapa yang gagal menembus PTN yang diinginkannya. Beberapa yang gagal menembus PTN ini di antaranya bukan karena sulit atau tidak bisanya mengerjakan soal ujian, tapi beberapa gagal karena salahnya menulis dan/atau menghitami nomor peserta dan kode naskahnya. Untuk informasi saja, bahwa benar, untuk LJU-LJU yang penulisan dan/penulisan penghitamannya ini tidak sah karena salah, memang tidak diproses jawabannya meskipun diketahui pembenarannya. Oleh karena itulah, perlu berhati-hati dan teliti mengisi nomor peserta dan kode naskah sebelum mengerjakan soalnya.

Beberapa siswa terkadang menyepelekan pengisian identitas pesertanya, terkadang peserta mengutamakan pengisian jawaban soalnya terlebih dahulu, lalu kemudian di akhir baru mengisi identitasnya. Kebiasaan ini merupakan hal yang salah. Jika waktu mengerjakan soal sudah hampir habis dan baru mau mengisi identitas, sementara pengawas sudah akan bergerak mengambil LJU-nya, pengisian menjadi tidak fokus dan grogi. Hal tersebutlah yang terkadang membuat pada akhirnya peserta salah dalam pengisian identitasnya.

Terkadang peserta menuliskan identitas nomor peserta dan kode naskah dengan benar. Namun ketika menghitaminya menjadi salah. Menghitami nomor 1 yang sering kali salah. Akibat tidak telitinya, menganggap angka di baris pertama adalah angka 1, sehingga yang dihitami bukannya angka 1 melainkan angka 0. Yang terbaca pada scanner tentulah angka 0 bukan angka 1. Begitu pula kode naskah, sering juga salah. Perhatikan kembali apa yang seharusnya ditulis dan apa yang dihitami.

Bahkan ada juga peserta yang benar menuliskan dan menghitamkannya, namun ternyata peserta tersebut salah menuliskan identitasnya. Ada banyak kemungkinan peserta salah dalam mengisi identitasnya. Ini semua tidak akan terjadi apabila peserta berhati-hati dan teliti dalam mengisinya.

Kesalahan peserta yang paling membuat saya sedih adalah ketika menuliskan nomor pesertanya sudah benar, lupa menuliskan kode naskahnya, padahal lembar jawaban telah dijawab dengan baik. Tanpa ada keterangan kode naskah, LJU yang demikian kemudian menjadi tidak sah. Sangat menyedihkan ketika sudah bersusah payah belajar agar bisa menembus PTN, namun kalah begitu saja ketika lupa menuliskan kode naskahnya.

Selain itu, terkadang ditemukan pula peserta yang masih menggunakan pulpen. Meskipun semua hal telah diisi dengan benar, namun karena peraturan ujian menegaskan bahwa pengisian dilakukan menggunakan pensil untuk komputer, maka LJU tersebut menjadi tidak sah.

Mungkin selain peserta yang perlu berhati-hati dan teliti, pengawas ujian juga perlu teliti dalam memastikan peserta ujiannya apakah telah menulis dan menghitami identitasnya dengan benar.

Bukan saya menyalahi pengawas, tetapi jika memang memastikan peserta ujian telah mengisi identitasnya dengan benar adalah tugas pengawas, lalu mengapa masih saja ada ribuan LJU yang tidak sah? Lalu apa sebenarnya yang dikerjakan oleh pengawas?

Seandainya pengawas bekerja dengan baik, bisa jadi tidak akan ditemukan LJU yang tidak sah, peserta ujian akan memiliki kesempatan masuk PTN lebih besar, karena telah mengeliminasi kesalahan dalam pengisian identitas.

Tetapi pada akhirnya, semua kembali pada aturannya. Sudah jelas pada saat ujian, dituliskan aturan bahwa peserta diharuskan menuliskan dan menghitami nomor peserta serta kode naskah dengan benar. Jadi, apabila peserta melanggarnya, maka itu kesalahan dari peserta itu sendiri.

Ketika sudah berusaha dengan maksimal, mengisi LJU dengan benar, maka berdo'alah. Semoga kalian yang mungkin saat ini sedang menunggu hasil pengumuman masuk PTN, dikabulkan do'anya. Semoga berhasil!

No comments:

Post a Comment

If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)