Musim
pancaroba atau musim peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau dan sebaliknya,
merupakan suatu kondisi yang sangat baik bagi perkembangan virus dan bakteri
sehingga penyakit-penyakit seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas),
diare, flu, batuk, disentri, tifus, demam berdarah, dan hepatitis A dapat
menjangkit dengan mudah. Penyakit yang paling sering dan utama menjangkit masyarakat Indonesia pada
musim tersebut adalah flu dan batuk.
Namun
sayangnya, kebanyakan produk obat flu dan batuk yang beredar di Indonesia
kontradiktif dengan penyakit diabetes. Oleh sebab itu, kita sebagai seorang farmasis yang sudah terbiasa
bergelut dengan obat-obatan, sudah saatnya tidak hanya berusaha untuk membuat
suatu obat-obatan yang berguna untuk orang “normal” saja melainkan juga untuk
orang yang memiliki metabolisme yang tidak normal seperti penderita diabetes.
Kebanyakan
produk obat flu dan batuk yang beredar di Indonesia mengandung suatu zat yang
kontradiktif dengan penyakit diabetes, bernama PPA (Phenil Propanolamin) yang
sebenarnya bekerja sebagai pelega hidung. Sementara obat diabetes yang dikonsumsi
untuk menurunkan kadar gula darah penderita diabetes apabila berinteraksi
dengan pelega hidung tersebut bukannya menurunkan kadar gula darah, justru
menyebabkan kadar gula darah tersebut tetap terlalu tinggi sehingga menimbulkan
adanya suatu kontraindikasi. Gejala-gejala yang sudah dilaporkan sebagai akibat
dari adanya interaksi obat tersebut antara lain adalah haus dan lapar
berlebihan, pengeluaran urin bertambah, mengantuk, nanar (terasa pusing), dan
berat badan menurun.
Saya
percaya bahwa semua orang pasti pernah mengalami gangguaan flu dan batuk terutama
para penderita diabetes, saya juga mengerti bagaimana rasanya berada pada
kondisi yang tidak menyenangkan dan sangat mengganggu aktivitas tersebut.
Apabila sebagian orang yang “normal” dapat segera mengembalikan vitalitas
kesehatannya tersebut, tidak demikian dengan penderita diabetes yang mana kebanyakan
produk obat flu dan batuk yang beredar di Indonesia mengandung pelega hidung
yang kontradiktif tersebut, sehingga sulit sekali menemukan produk obat flu dan
batuk yang aman bagi mereka.
Seorang
farmasis yang akan membaktikan hidupnya guna kepentingan perikemanusiaan
terutama dalam bidang kesehatan tidak akan membiarkan ada orang yang kesulitan
dalam mendapatkan kebutuhan obat-obatannya terutama penderita diabetes. Oleh
karena itu, sudah waktunya bagi seorang farmasis untuk berusaha atau berinovasi
membuat obat-obatan terutama obat flu dan batuk yang aman dikonsumsi oleh
penderita diabetes.
No comments:
Post a Comment
If you want to be notified that I've answered your comment, please leave your email address. Your comment will be moderated, it will appear after being approved. Thanks.
(Jika Anda ingin diberitahu bahwa saya telah menjawab komentar Anda, tolong berikan alamat email Anda. Komentar anda akan dimoderasi, akan muncul setelah disetujui. Terima kasih.)