Pendahuluan
Perkenalkan nama saya Nurul Fajry Maulida. Sejak kecil saya sudah tinggal di Jakarta, tepatnya di pinggiran kota Jakarta, Lenteng Agung. Sewaktu kecil, saya sempat melihat hampir setiap rumah memiliki halaman yang ditumbuhi tumbuh-tumbuhan yang indah, menyejukkan, dan unik-unik. Namun, sekarang hal seperti itu sudah tidak dapat saya nikmati lagi karena gencarnya pembangunan di perkampungan saya.
Jika dulu sewaktu saya kecil, saya biasa main ‘masak-masakkan’ dengan teman-teman saya, sepertinya anak-anak kecil sekarang sudah tidak bisa memain hal-hal yang menyenangkan seperti itu lagi. Jika pun ingin main ‘masak-masakkan’, anak kecil zaman sekarang lebih terbiasa memainkannya secara tidak langsung lewat games-games yang tersedia di komputer, sebut saja salah satunya adalah cooking mania. Anak-anak zaman sekarang cenderung untuk bermain secara tidak langsung lewat hal-hal seperti itu sehingga pengetahuan mereka tentang alam akan sedikit didapatkan.
Mempelajari alam sungguh menyenangkan dan tidak ada ruginya. Saya sangat sedih, tumbuh-tumbuhan yang dulu bisa saya temukan sekarang sudah tidak dapat saya temukan lagi. Baru sekarang ini saya mengetahui nama-nama tumbuhan beserta nama latin dan kegunaannya. Saya tidak pernah menyangka tumbuhan-tumbuhan yang dulu sering saya lihat ternyata banyak kegunaannya. Kalau tumbuhan-tumbuhan tersebut masih ada, pasti tidak akan saya sia-siakan. Pernakah kalian memiliki tanaman pagar di halaman rumah kalian dulu? Atau sampai sekarang masih memiliki? Kalau sekarang, di halaman depan rumah saya, sudah tidak ada lagi. Biasanya pada bagian atas permukaan tanaman pagar tersebut sering ditumbuhi tanaman parasit, namanya tali putri atau dalam bahasa latinnya Cassytha filiformis L. Sewaktu saya kecil, saya sering menggunakannya dalam permainan ‘masak-masakan’, biasanya saya sering menjadikannya sebagai ‘mie-mie-an’ karena bentuknya yang panjang dan berwarna kuning itu. Sampai sekarang masih banyak orang yang menganggap tanaman tali putri itu sebagai parasit karena pertumbuhannya itu menyebabkan pertumbuhan inangnya menjadi terhambat. Sehingga setiap kali tanaman tali putri itu muncul, langsung dibuang oleh pemiliknya. Sebenarnya daripada dibuang, lebih baik dimanfaatkan karena ternyata tanaman tersebut memiliki banyak manfaat. Tidak pernah menyangka bukan?
Isi
Sebelum mengetahui lebih dalam mengenai kegunaan dari tali putri tersebut, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu tanaman yang biasa dijadikan sebagai inangnya. Tanaman-tanaman yang biasa dijadikan inangnya tersebut biasanya merupakan tanaman pagar, salah satu contohnya adalah tanaman teh-tehan dengan nama latinnya adalah Acalypha siamensis berasal dari famili euphorbiaceae. Tanaman tersebut menjadi salah satu tanaman favorit yang dipilih oleh orang-orang karena umurnya panjang dan mudah untuk dibentuk sehingga selain dijadikan untuk penghijau halaman rumah bisa juga dijadikan sebagai hiasan yang dapat memberikan nilai tambah pada aspek keindahannya. Jadi, ada seninya dalam pembuatan tanaman tersebut sebagai tanaman hias. Yang perlu diperhatikan adalah jangan memangkasnya pada puncak musim panas, waktu yang terbaik dalam memangkasnya adalah saat musim hujan. Karena pada saat musim hujan tersebut pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan pada saat musim panas. Ketika suatu saat tanaman teh-tehan tersebut ditumbuhi oleh tali putri, segera lakukan pemangkasan, memang pada dasarnya tumbuhan tali putri tersebut merupakan tumbuhan parasit yang hidupnya dapat menghambat pertumbuhan dari inangnya. Dalam hal ini, seperti yang sudah saya bicarakan sebelumnya, sebaiknya tanaman tali putri tersebut jangan dibuang, lebih baik kita manfaatkan.
Tanaman tali putri dapat digunakan untuk menyembuhkan kanker hingga menyuburkan rambut. Memang sejak lama orang-orang tua menggunakan tanaman ini sebagai penyubur rambut yang digunakan dengan cara membasahi kepala menggunakan lendir dari cairan yang keluar dari tanaman tali putri. Selain itu, tanaman putri juga dapat digunakan untuk mengatasi demam, malaria, influenza, sakit kuning, radang ginjal, infeksi, saluran kencing, bengkak, sakit kuning, batuk darah, kencing darah, mimisan, disentri, kurus karena liver, batuk karena paru-paru panas, susah buang air besar, luka bakar, bisul, dan eksim.
Ada hal yang perlu diketahui dalam pemanfaatan tumbuhan tali putri ini, bahwa kita tidak boleh memanfaatkan tanaman tali putri yang tumbuh dari tanaman yang beracun karena dapat menyebabkan kematian apabila digunakan tidak sesuai aturan atau melebihi dosis. Namun untuk inang yang seperti tanaman teh-tehan ini, saya kira tidak berbahaya.
Untuk mengobati penyakit dari dalam, misalnya untuk mengobati kanker, dapat dilakukan dengan menggodok tali putri kering sebanyak 10-15 gram atau 30-60 gram tali putri segar. Air rebusan kemudian diminum. Sedangkan untuk mengobati penyakit luar, misalnya untuk luka bakar, bisul, dan eksim, dapat dilakukan dengan cara melumat tanaman tali putri segar menjadi seperti bubur atau dengan menggiling tanaman tali putri kering menjadi bubuk. Setelah dicampur air sedikit, tempelkan ke bagian tubuh yang sakit. Bisa juga menggunakan air rebusan tanaman tali putri segar untuk mencuci bagian tubuh yang sakit.
Sebelumnya juga sudah disebutkan bahwa tanaman tali putri dapat mengobati disentri, cara pembuatan obatnya adalah dengan mengambil 30 gram tanaman segar tali putri lalu digodok, setelah itu berikan kepada penderita hingga sakitnya berkurang. Sementara itu untuk mengobati sakit kuning, batuk darah, susah buang air besar, dapat dilakukan dengan mengambil 15-30 gram tali putri kering lalu digodok, kemudian air godokannya diminum. Kemudian untuk mengobati kencing darah, bisa dibuat dengan cara mengambil 90-120 gram tali putri segar atau 15 gram tali putri kering digodok dan diseduh dengan gula merah secukupnya. Diminum setiap hari sampai sakit berkurang.
Perlu diperhatikan pula bahwa pengobatan menggunakan tali putri ini tidak boleh digunakan oleh wanita hamil. Selain itu juga tidak boleh meminumnya dengan dosis berlebihan karena kandungan alkaloidnya dapat menimbulkan kejang dan menyebabkan kematian.
Nah, dengan begitu banyaknya manfaat dari tali putri tersebut, usaha penjualan tanaman teh-tehan bisa juga untuk dilirik. Walaupun tumbuhan tali putri juga bisa hidup pada tanaman lainnya, tidak ada salahnya jika kita memilih tanaman teh-tehan dengan alasan selain menghindari tanaman yang diinangi itu adalah tanaman beracun, tanaman teh-tehan juga memang sudah merupakan tanaman yang favorit bagi para calon pembeli tanaman pagar. Jika penjual-penjual biasanya menjual tanaman teh-tehan dengan penawarannya sebagai tanaman pagar sekaligus tanaman hias, bukan tidak mungkin untuk menarik perhatian pembeli dengan memberitahu mereka bahwa tali putri yang biasanya akan tumbuh sebagai parasit bisa juga digunakan. Atau bisa kita tawarkan pula kepada para calon pembeli, bahwa jika mereka tidak tahu cara memanfaatkannya dan tidak ada keinginan untuk memanfaatkannya itu, mereka tetap bisa tidak membuangnya dengan menjualnya kepada kita. Selain menjadi penjual tanaman teh-tehan, kita bisa sekaligus menjadi penjual simplisia tumbuhan tali putri. Dan usaha seperti itu tidak akan ada ruginya, karena permintaan akan simplisia tersebut pasti ada.
Dalam pembuatan simplisia tanaman tali putri tersebut kita perlu memperhatikan beberapa hal sehingga kita tidak rugi dalam pembuatannya. Proses pengambilan, pengeringan, pengawetan, penyimpanan dan pengepakan harus benar. Hal yang paling penting dalam pembuatan simplisia ini adalah dalam proses pengambilannya. Kita perlu memberitahu calon pembeli bahwa jika mereka ingin menjual tumbuhan tali putrinya nanti, supaya tidak melewatkan mengambil akar penghisapnya karena akar penghisapnya itulah yang mengandung zat berkhasiat sebagai obat kanker.
Penutup
Pada dasarnya tumbuh-tumbuhan yang ada di bumi ini tidak ada yang tidak ada manfaatnya. Tumbuhan yang dianggap sebagai pengganggu ternyata justru memiliki berbagai manfaat yang tak terkira. Seperti tumbuhan tali putri itu yang sering dihujat sebagai pengganggu dan dibuang tanpa perasaan ternyata dapat mengobati kanker dan beberapa penyakit lainnya. Ya, seperti yang sudah sering saya katakan sebelumnya, saya juga setuju bahwa tanaman tali putri dapat menghambat pertumbuhan inangnya, silakan saja dibuang dalam artian dipisahkan dari inangnya, namun tidak langsung membuangnya begitu saja melainkan dengan memanfaatkannya. Dengan kita memanfaatkannya artinya kita menghargai keberadaannya. Walaupun tumbuhan tidak seperti manusia yang memiliki perasaan, namun percayalah bahwa jika kita ingin dihargai oleh tumbuhan (alam) maka hargailah mereka terlebih dahulu.
Catatan: Esai ini dibuat dalam rangka mengikuti kompetisi esai pada "Canopy Fair 2012", tetapi tidak menang -,,- hehe. Tak apalah, setidaknya bisa dipublish di blog sendiri *plak*
Wah, makasih ya infonya. Jangan putus asa untuk coba lomba menulis lainnya.. semangat..
ReplyDeletehahaha sama-sama. Terima kasih juga motivasinya :D
ReplyDelete