Earth Hour
merupakan kampanye dari WWF (World Wide Fund for Nature), salah satu organisasi
terbesar di dunia, yang merupakan sebuah organisasi non-pemerintah
internasional yang bekerja pada isu-isu tentang konservasi, penelitian, dan
restorasi lingkungan. Kampanye tersebut berupa inisiatif global untuk mengajak
individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan di seluruh dunia untuk
turut serta mematikan lampu dan peralatan elektronik yang sedang tidak dipakai
selama satu jam, pada setiap hari Sabtu di minggu ke-3 bulang Maret setiap
tahunnya. Aksi ini bertujuan dalam rangka penghematan energi dan upaya untuk
menghambat percepatan pemanasan global, sebagaimana yang kita ketahui bahwa
mayoritas pembangkit listrik yang dibangun di semua negara berbahan bakar fosil
(minyak bumi, batu bara, dan gas alam) yang notabene mengeluarkan CO2 atau
gas rumah kaca dan telah terbukti secara ilmiah berakibat langsung terhadap
kenaikan temperatur rata-rata bumi. Oleh karena itu, partisipasi dari berbagai pihak
sangat dibutuhkan dalam menyukseskan aksi ini, termasuk juga industri farmasi.
Industri
farmasi membutuhkan energi listrik salah satunya sebagai sumber penerangan dalam
pembuatan obat-obatan sebagaimana yang telah disebutkan dalam peraturan yang
dikeluarkan oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) tentang penerapan
pedoman CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) bahwa bangunan hendaklah mendapat
penerangan yang efektif dan mempunyai ventilasi dengan fasilitas pengendali
udara (termasuk suhu, kelembapan, dan penyaring) yang sesuai untuk kegiatan
dalam bangunan maupun dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini memiliki arti bahwa
dalam proses pembuatan obat-obatannya diperlukan penerangan yang efektif agar
pembuatan obat tersebut dapat berjalan dengan lancar. Telah dikatakan
sebelumnya bahwa aksi ini juga membutuhkan partisipasi dari industri farmasi,
namun apabila industri farmasi tersebut sedang dalam masa proses pembuatan obat
dan sangat membutuhkan penerangan dalam prosesnya, maka pemadaman lampu sebagai
aksi Earth Hour tersebut dapat mengganggu kelancaran proses pembuatan obat
tersebut. Ada cara supaya pembuatan obat dapat berjalan dan aksi Earth Hour
juga dapat diikuti oleh industri farmasi, yaitu dengan memperkirakan terlebih
dahulu obat apa yang akan dibuat yang sekiranya dapat selesai pembuatannya
sebelum aksi earth hour tersebut tiba.
Pemilihan
obat sangat penting, misalnya saja tanpa diperkirakan terlebih dahulu obat apa
yang akan dibuat, pada saat aksi Earth Hour akan tiba dan obat tersebut masih
dalam proses pembuatan, sementara industri farmasi juga berpartisipasi dalam
aksi tersebut, maka pembuatan obat tersebut dapat bermasalah karena tidak
adanya penerangan, namun apabila jauh-jauh hari sudah diperkirakan obat apa
yang akan dibuat yang pembuatannya dapat selesai sebelum aksi tersebut, maka
tidak akan ada kerugian yang didapatkan melainkan mendapatkan dua keuntungan
sekaligus, yaitu proses pembuatan obat dapat berjalan dengan sukses dan aksi
penghematan energi untuk menghambat percepatan pemanasan global juga dapat
dilakukan.
Jadi
kesimpulannya, industri farmasi juga dapat berpartisipasi dalam aksi Earth Hour
dengan melakukan pemilihan obat terlebih dahulu sehingga dengan berpartisipasi
dalam aksi tersebut tidak akan menghambat jalannya proses pembuatan obat tersebut.
Semoga saja energi alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dapat
segera merubah ketergantungan kita terhadap energi yang berasal dari bahan
bakar fosil ini yang tidak dapat diperbarui dan pembakarannya terbukti berperan
dalam meningkatkan adanya pemanasan global.