Dalam hal ini, saya mencontohkan bagaimana caranya melipat puyer yang membutuhkan puyer sebanyak 8 bungkus.
Beberapa hal umum yang harus dilakukan dalam melipat puyer:
1. Siapkan 8 lembar kertas perkamen
|
Gambar 1 |
2. Menyusun kedelapan kertas menjadi seperti ini:
|
Gambar 2 |
3. Melipat ujung atas seperti ini:
|
Gambar 3 |
4. Untuk memudahkan dalam pelipatan dan menghindari serbuk berterbangan, akan lebih baik jika kita membagi 2 sama banyak kertas perkamen yang akan kita lipat. Jadi dalam hal ini kita melipat 4 kertas perkamen terlebih dahulu. Ketika keempat kertas perkamen sudah selesai dilipat, baru kemudian melipat 4 kertas perkamen sisanya. Susunlah keempat kertas perkamen seperti ini:
|
Gambar 4 |
5. Isi bagian tengah masing-masing kertas perkamen dengan serbuk yang dikehendaki
|
Gambar 5 |
6. Kerjakan pelipatan pada salah satu kertas perkamen terlebih dahulu, yaitu yang paling ujung dan yang tidak tertutupi oleh kertas perkamen sebelahnya
7. Lipat bagian bawah kertas perkamen ke atas, masuk ke dalam lipatan yang sudah terbentuk
|
Gambar 6 |
8. Lipat kembali bagian atas dengan lebar yang sama dengan lipatan yang pertama kali
|
Gambar 7 |
9. Lipat bagian kanan sedikit ke arah tengah
|
Gambar 8 |
10. Lipat bagian kiri hingga ujungnya tepat menyentuh lipatan yang paling kanan (kalau bingung lihat saja gambarnya, hehe)
|
Gambar 9 |
|
Gambar 10 |
11. Masukkan lipatan kanan ke dalam lubang lipatan kiri
|
Gambar 11 |
12. Lipatan puyer sudah selesai
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melipat puyer:
- Dalam hal ini (cara yang saya ajarkan), dua lipatan kecil yang dibuat, harus selalu berada di atas (lihat Gambar 7)
- Bagian yang akan masuk ke lubang harus ujung bagian kanan, hal ini dilakukan sebagai penyesuaian dalam hal pembukaan puyer oleh pasien yang mayoritas tidak bertangan kidal
- Ukuran tiap lipatan puyer yang dibuat harus sama, tidak boleh ada yang satu besar atau yang lainnya lebih kecil
Hal-hal kecil seperti ini jangan disepelekan, karena ketika hasil lipatan puyer kalian diperiksa oleh dosen, dosen akan memeriksanya sampai hal kecil seperti ini.
Beberapa hal lainnya yang dosen perhatikan adalah sebagai berikut:
1. Tidak boleh membuat lipatan kecil di ujung bagian kanan (dalam hal ini, biasanya mahasiswa berusaha untuk memudahkan ujung kanannya dimasukkan)
|
Gambar 12 |
2. Akan lebih baik, apabila sejak awal sudah melipat bagian kanannya menjadi sedikit lebih lebar dibandingkan bagian kirinya, agar ketika lipatan bagian kanannya akan dimasukkan sudah lebih kecil dari lubang ujung bagian kiri
3. Dosen akan membuka lipatan puyer, dan memeriksa apakah ada serbuk yang keluar dari lipatan yang paling dalam. Hal ini dilakukan untuk memastikan serbuk tidak keluar ke mana-mana dan tetap berkumpul di satu titik
Ada juga
beberapa tips supaya serbuk tetap pada tempatnya atau tidak keluar ke mana-mana:
1. Pada saat akan melipat bagian ujung kanan ke arah sedikit ke tengah (lihat gambar 8), sebelumya lakukan hal seperti gambar di bawah ini, agar serbuk turun, dan tahan ujung bagian kanan agar serbuk tidak kebablasan turun hingga keluar dari lipatan kertas perkamen
|
Gambar 13 |
2. Ketika sudah dilipat, lakukan hal seperti ini juga sebelum membuat lipatan di bagian ujung kirinya (lihat Gambar 9), agar serbuknya juga turun dan berada di tempat yang diinginkan
|
Gambar 14 |
Demikianlah, cara melipat puyer menggunakan kertas perkamen berdasarkan pengalaman saya dalam melakukannya selama di perkuliahan farmasi, tentunya ada berbagai macam cara atau tips-tips lain dalam melipat puyer. Apabila ada kesalahan mohon dimaafkan, pastinya kita semua sudah mengetahui bahwa
NOBODY'S PERFECT, dan saya akan merasa senang apabila ada yang memperbaikinya. Jika ada pertanyaan, ayo jangan sungkan-sungkan untuk menulis di kolom komentar di bawah ini, terima kasih sebelumnya sudah berkunjung :D
Thanks infonya :D bermanfaat banget.
ReplyDeleteSama-sama :D
ReplyDeleteHai kak, mau tanya, apa puyer bisa dikemas dalam plastik saja?
ReplyDeletePertanyaan Lie Sari masih kurang jelas, apakah maksud kemasan plastiknya adalah ketika sudah dibungkus kertas perkamen lalu dimasukkan ke dalam plastik atau bahan obatnya dibungkus dengan plastik bukan dengan kertas perkamen. Apabila pertanyaannya itu dikemas setelah dibungkus dengan kertas perkamen, maka dikemas dengan plastik boleh-boleh saja asal masih sesuai dengan standar penyimpanan yang tercantum pada farmakope. Tetapi biasanya, dikemasnya itu di dalam pot plastik (akan lebih baik). Tetapi selama pengemasannya itu rapat, dan sesuai dengan kondisi yang tercantum pada farmakope tidak masalah.
ReplyDeleteApabila pertanyaannya itu justru bahan aktifnya yang dibungkus menggunakan plastik, bukan dengan kertas perkamen, menurut saya pribadi berdasarkan pengalaman praktikum sepertinya kurang sesuai. Selama yang saya pelajari, pembungkusan bahan aktif obat tersebut memang biasanya menggunakan kertas perkamen.
Maaf apabila tidak banyak membantu. Silakan mencari dari sumber lain. Terima kasih sudah berkunjung :)
pantes salah mulu kalo ngelipet :(
ReplyDeleteSemangat Ryzma :D
ReplyDeletealhamdulillah dapat ilmu lagi :) makasih
ReplyDeleteSip, semangat-semangat :D
ReplyDeleteThanks ilmunya. XD
ReplyDeleteSip, sama-sama :D
ReplyDeleteUkuran kertas perkamennya berapa senti ka?
ReplyDeleteSebenarnya ga ada aturan khusus berapa ukurannya. Karena biasanya yang disiapkan ngga cuma satu puyer, maka ukuran kertas perkamen tiap puyernya harus seragam. Jangan ada yang kepanjangan atau kependekan.
ReplyDeleteMakasih kk penjelasannya bermanfaat kak boleh minta no wa nya karna mau tanya obat2 kk aku sklh SMK kejuruan farmasi
ReplyDeleteHalo Dyana, sama-sama, saya berikan email saja yaa gimana? Silakan kirim email ke nurulfm93@ymail.com
DeleteMakasihbanyak kaa, sangat membantu saya di kuliah online ini🙏🏻
ReplyDelete