Awalnya pas pertama kali mendapatkan mata kuliah praktek farmasetika, saya sangat bingung bagaimana caranya mendapatkan data-data mengenai DO, UD, TM, khasiat, referensi, dan sebagainya. Dosen hanya memberi tahu bahwa cara mendapatkannya bisa dari FI 3, FI 4, atau ISO (Informasi Spesialite Obat). Tapi tetap saja saya bingung bagian mananya yang menerangkan akan hal itu.
jadi di dalam pembuatan jurnal bersih akan ada bagian yang seperti ini:
maaf ya ga terlalu jelas, setidaknya ada gambaran, kalau dalam pembuatan jurnal bersih itu harus mengisi tabel datanya dulu.
Untuk data DO, sebelumnya saya juga kurang tau DO itu singkatan dari apa, teman saya bilang singkatan dari deskripsi obat, tapi dia juga ga yakin. Pokoknya kolom DO itu diisi dengan golongan obat, misal B (Bebas), BT (Bebas Terbatas), K (Keras), atau Narkotika. Nah waktu pertama kali disuruh buat ini, saya bingungnya minta ampun, ga ada yang ngasih tau bisa tau itu zat termasuk golongan mana, akhirnya ada yang ngasih tau, eh kalo mau cari itu tuh, liatnya di ISO "Kemana aja lo baru tau!" huh orang ga ada yang ngasih tau, ngasih taunya diem-diem sih, jadi ga nyebar. Oh jadi kita bisa tahu golongan obatnya itu dari ISO, misal ampisilin. Cari di indeks bagian belakang, ada nama zatnya ga? di iso ada 2 indeks, indeks nama generik dan indeks nama dagang obat. Cari di dua-duanya, kalau sudah ketemu, lihat ada di halaman berapa, kalau sudah, langsung ke halaman tersebut dan lihat huruf yang bercetak tebal di sebelah kiri nama tersebut K/B/BT/Narkotika, nah itulah yang dimasukkin ke kolom DO.
Untuk data UD (Usual Doses), bisa di lihat di FI 3 (Farmakope Edisi 3), halaman 959. Kan ada kolom Dosis lazim, nah itu yang ditulis di UD. kan ada dua kolom tuh yang sekali dan sehari, ditulis dua-duanya, misal: acetaminophenum dosis lazim sekali 500 mg, sehari 500 mg-2g, jadi ditulisnya : 500mg/500mg-2g. Nah kalo nama zatnya tidak ada di FI 3 tersebut bisa dilihat di ISO, misal di ISO volume 45 hlm. 29 ada Mefinal, di penjelasan obatnya ada huruf Ds: Anak di atas 6 bln: 3-6, 5mg/kgBB/hari setiap 6 jam. Dewasa dan anak di atas 14 th: mula-mula 500 mg; kemudian 250 mg setiap 6 jam. Nah terus yang ditulis di kolom UD yang mananya? yang ditulis itu biasanya yang dosis dewasa, tapi menurut saya sih, kalau pasiennya anak-anak ya yang ditulis dosis anak-anaknya. Untuk hal ini anggap saja pasiennya dewasa, jadi untuk UD sekalinya itu yang mula-mula (500 mg), nah untuk seharinya itu yang 250 mg setiap 6 jam, itu kan sama saja dengan dosis yang diminum 3 kali sehari (karena setiap 6 jam kan, jadi seperti dosis seharinya) jadi yang ditulis untuk sehari itu 3x250 mg= 750 mg). Jadi yang ditulis itu: 500mg/750mg. Kalau menurut saya sih begitu, kalau ada yang salah ya mohon diperbaiki.
Untuk data TM (Takaran Maksimum), menurut saya hanya bisa dilihat di FI3, hal 959, di kolom dosis maksimum, cara penulisannya sama seperti UD, namun menurut saya yang kita cantumkan itu yang dosis dewasa saja, soalnya kan ada juga tuh tabel dosis untuk anak dan bayi di halaman 920. Nah kalau nama zatnya tidak ada di daftar tersebut, berarti tidak ada TM nya, begitu juga untuk UD, menurut saya kalau tidak ada nama zatnya di daftar tersebut berarti UD nya juga tidak ada. Misalnya saja lactosum, tidak ada di daftar tersebut maka UD dan TM nya tidak ada. Sebagai tambahan, menurut saya kalau ada nama zat di daftar tersebut sudah pasti DO nya K, jadi seperti kalau zat tersebut bergolongan keras, seharusnya ada TM nya.
Untuk data Khasiat, bisa dilihat di FI 3, cari dahulu nama zatnya di indeks di halaman paling belakang, kalau sudah buka halamannya di penjelasan nama zatnya ada di bagian paling bawah khasiatnya, itu yang ditulis, kalau tidak ada nama zatnya di FI 3, bisa dilihat di ISO, dipenjelasan nama obatnya ada keterangan khasiatnya, atau kalau tidak yakin, saya biasanya mengacu pada khasiat yang ada di bagian paling atas kanan halaman, misal asam mefenamat: analgesik non narkotik.
Untuk kolom referensi, ya tinggal tulis, diambil dari mana, mis: FI 3 hlm. 959 atau ISO hlm. 29.
Biasanya kalau sudah praktek membuat krim, salep, gel, pasta, dan sediaan sejenisnya, disuruh menambahkan kolom kelarutan, bisa dilihat di FI 3 ataupun di FI 4.
Semoga bermanfaat :D
Ka klu kandungan tablet d tulis g d jurnal,.?
ReplyDeleteKandungan dari tabletnya harus banget di tulis. Misalnya saja, di resep salah satunya ditulis "Claritin 5 tab" maka nanti di jurnalnya ditulis: "Claritin tiap 1 tabletnya mengandung loratadin 10 mg". Hal ini bertujuan agar kita dapat mengetahui apakah peresepan tersebut sudah benar atau tidak, ditakutkan ternyata setelah dilakukan perhitungan dosisnya ternyata melebihi takaran maksimum sehingga perlu adanya usul perubahan dosis misalnya.
ReplyDeleteSangat berguna bagi masyarakat
ReplyDeleteMakasiiii infonyaa Kaka
ReplyDeleteTerimakasih infonya kak, sangat membantu
ReplyDeleteKak bantu dong,saya baru kelas X,cara mencari nama obat bronchifar plus itu dmn kk🙏
ReplyDeleteHaloo, mudah kok, tinggal di google aja, jadi Bronchifar Plus itu kandungannya tidak hanya 1 senyawa saja, tetapi terdiri dari Paracetamol, guaifenesin, dekstrometorfan, fenilpropanolamin HCl, dan klorfeniramin maleat. Selain di google, untuk profesional, apoteker biasa menggunakan buku pegangan namanya ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia.
Delete